KHUMAIDI ABDILLAH, M.Pd.

PENDAMPINGAN KEGIATAN SHALAT DAN MENGAJI DENGAN MENGGUNAKAN STRATEGI PARENTING DI TPQ DESA CANGKRING KECAMATAN BLULUK KABUPATEN LAMONGAN

Nusantara Journal of Community Engagement E-ISSN : 2722-2411 Vol. x No. x 20xx http://ejournal.kopertais4.or.id/tapalkuda/index.php/NJCE/index PENDAMPINGAN KEGIATAN SHALAT DAN MENGAJI DENGAN MENGGUNAKAN STRATEGI PARENTING DI TPQ DESA CANGKRING KECAMATAN BLULUK KABUPATEN LAMONGAN 1Nur Zaini, 2Khubni Maghfirotun, 3Khumaidi Abdilah 1,2, Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah AL Fattah Siman Lamongan - Indonesia. 3, Universitas Billfath- Lamongan Indonesia Abstrak Sholat merupakan tiang agama, dan hukumnya wajib, begitupun membaca Al-Quran atau yang sering disebut dengan mengaji. Walaupun mengaji hukumnya tidak wajib, namun jika sebagai kaum muslim kita dapat menjalankannya akan mendapatkan pahala. Namun permasalahan yang ditemukan di desa Cangkring ditemukan bahwa anak-anak dan menjalankan ibadah sholat dan mengaji masih belum memahami pentingnya menjalankan perintah Allah tersebut. Sehingga untuk menyikapi hal tersebut digunakan strategi yang tepat yaitu dengan menggunakan strategi parenting. Dengan menggunakan metode kualiatatif, sebagai eujud deskripsi atas kejadian dan fenomena yang ditemukan. Dan hasil yang diperoleh bahwa anak-anak di desa cangkring, semangat dalam menjalankan ibadah sholat berjamaah dimusholah, dan dilanjut dengan mengaji bersama setelah sholat berjamaah sholat Asar. Selain itu, para remaja juga sadar dalam menjalankan ibadah sholat jumat. Kata kunci Mengaji, Shalat, Strategi parenting 1. Pendahuluan Sholat merupakan tiang agama, menjalankan ibadah sholat setiap hari dapat memupuk keimanan kita agar lebih kuat dalam menjalani hidup di dunia dan agar selalu mengingat Allah sang maha pencipta segala makhluk. Dalam satu hari, kita sebagai umat muslim wajib melaksanakan ibadah sholat fardhu sebanyak 5 kali sehari. Yaitu sholat subuh, sholat dhuhur, sholat ashar, sholat maghrib dan sholat isya’. Melaksanakan sholat haruslah dilakukan dengan khusyu dan tepat waktu, sesaat setelah adzan dikumandangkan. Hal ini sebagai salah satu bukti bahwa kita lebih mencintai Allah dibanding dengan segala urusan yang ada di dunia. Allah sangat menyayangi hamba-Nya yang beriman dan bertakwa. Disebutkan juga di dalam beberapa hadist bahwa, Allah akan memberikan ganjaran dan limpahan pahala yang begitu besar bagi hamba-Nya yang senantiasa rajin melakukan sholat 5 waktu dan melaksanakannya di awal waktu sholat. Hal tersebut sesuai dengan hadist yang riwayatkan oleh Abu Daud dari Abu Qatadah bin Rib’iy bersabda: “Allah Ta’ala berfirman: Sesungguhnya Aku mewajibkan umatmu shalat lima waktu, dan Aku berjanji bahwa barangsiapa yang menjaga waktuwaktunya pasti Aku akan memasukkannya ke dalam surga, dan barangsiapa yang tidak menjaganya maka dia tidak mendapatkan apa yang aku janjikan”. Mendidik manusia untuk memiliki sikap optimis dalam menyongsong masa depan, karena inti ibadah itu adalah do’a, yaitu harapan atau permohonan kepada Allah SWT yang mengatur segala-galanya. 4. Menentramkan jiwa, karena dengan shalat seseorang akan merasa senantiasa dekat dengan Allah SWT. Hal ini dapat dipahami karena dengan shalat berarti berdzikir, sedangkan berdzikir kepada Allah akan membuahkan ketentraman hati (Suparman, 2015). Hal tersebut sesuai dengan firman Allah SWT: ”Ketahuilah hanya dengan berdzikir kepada Allah SWT hati akan tentram”. (Q.S.Ar Ro’du : 28). Disamping menjalankan perintah Allah ibadah sholat 5 waktu, ada sunnah Rasullah yang memiliki nilai ibadah yaitu mengaji. Yang di maksud mengaji di sini adalah membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar. Secara bahasa mengaji memiliki arti belajar atau mempelajari (Asih, dkk: 2019). Al-Qur’an adalah kalam Allah wahyu Allah yang di turunkan kepada Nabi Muhammad melalui malaikat Jibril secara sembunyi-sembunyi dan membacanya dinilai ibadah. “Orang yang belajar Al-Qur’an adalah manusia yang terbaik dan manusia yang paling utama, tidak ada manusia di atas bumi ini yang lebih baik dari(2020) 1Nur Zaini pada orang yang mau membaca dan mengajarkan Al-Qur’an”. (Djamarah, 2008;236). Mempelajari Al-Qur’an hukumnya fardhu kifayah, membacanya sesuai ilmu tajwid hukumnya fardhu’ain, untuk lebih bisa memahami dan mempelajari isi kandungan Al-Qur’an, maka seorang muslim harus memiliki kemampuan membaca AlQur’an (Surasman, 2002). Namun kini, seiring dengan semakin berkembangnya kemajuan zaman. Kegiatan sholat dan mengaji, anak-anak di desa cangkring mulai mengalami pergerseran dari mushollah, langgar dan masjid bergeser ke ruang keluarga dengan menonton acara-acara televisi atau mereka beralih ke warung internet maupun warung game 24 jam waktunya seolah habis untuk menonton atau bermain di ruang maya tanpa makna, dan rendahnya kesdaran orang tua mengenai shalat jum’at, sehingga jamaah shalat jum’at tidak sempurna. Mengaji yang biasa dilakukan sehabis sholat Ashar tidak lagi menjadi kegiatan rutin yang membanggakan, melainkan sebaliknya, seolah menjadi hantu yang harus dihindari anak-anak sudah menjauh dari rumah Allah. Dan motivasi orang tua terhadap kegiatan mengaji anak TPQ juga rendah, ini mengakibatkan anak tidak rutin untuk mengaji. Disamping hal tersebut pengkaderan pendidik khususnya untuk pendidik Taman Pendidikan Al-Quran (TPQ) memang sangat sulit dilaksanakan karena setiap anak yang sudah masuk ke sekolah setingkat SMP sudah tidak mau aktif di TPQ lagi. TPQ di Desa Cangkring peminatnya akan meningkat saat momen-momen tertentu, seperti ketika ada kegiatan di Desa tersebut misalnya kegiatan KKN/KPM dari berbagai Perguruan Tinggi Untuk mengatasi permasalahan tersebut, dibutuhkan strategi yang tepat yaitu parenting. Strategi parenting adalah cara untuk meningkatkan kesadaran dalam menanggapi tindakan anak dan orang-orang yang terjadi independen dalam upaya untuk memfasilitasi perilaku yang dapat diterima secara sosial. Strategi tersebut diharapkan agar anakanak di desa cangkring memahami dengan sendirinya pentingnya dalam menjalankan ibadah sholat dan mengaji. Selain itu strategi parenting diharapkan agar dapat memberikan pemahaman kepada pengkaderan bahwa pentingnya Tempat Pendidikan Al-Quran (TPQ) bagi anak usia 5-12 tahun. Ada beberapa konsep strategi parenting, antara lain : (1) Melakukan Responding, Responding adalah menanggapi anak secara tepat. (2) Melakukan Monitoring, Monitoring adalah mengawasi interaksi anak dengan lingkungan sosialnya. (3) Melakukan Mentoring, Mentoring adalah membantu secara aktif anak untuk memiliki perilaku-perilaku yang dikehendaki. (4) Modeling, modeling adalah menjadikan diri kita sebagai contoh yang positif dan konsisten bagi anak kita. Aspek modeling merupakan contoh yang positif dan konsisten bagi perkembangan anak (Rozana, dkk. 2017). Berdasarkan penjelasan yang telah di paparkan, maka dirasa penting untuk menerapkan sebuah strategi parenting guna untuk menumbuhkan pemahaman anak-anak pentingnya menjalankan perintah Allah yaitu sholat dan mengaji. Sehingga tujuan pengabdian dalam pendampingan ini yaitu ingin melihat lebih mendalam strategi parenting dapat meningkatkan kesadaran pada diri anak usia dalam menjalankan ibadah sholat dan mengaji. 2. Metode Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dan disajikan secara deskriptif. Karena peneliti hanya ingin memberikan gambaran secara sistematis tentang kegiatan sholat dan mengaji di desa cangkring. Metode yang dipakai dalam penelitian ini yaitu metode kualitatif dengan teknik pengumpulan data observasi dan wawancara serta didukung oleh dokumentasi. Metode kualitatif dapat didefinisikan sebagai metode sistematis guna membangun hubungan yang mengandung fenomena sebab akibat (Yanto & Maulidah, 2019). Lokasi pendampingan adalah desa Cangkring kecamatan Bluluk kabupaten Lamongan. Informan penelitian adalah orang yang memberikan informasi dan keterangan terhadap masalah yang diteliti. Informan dalam penelitian ini sebanyak 20 orang yang telah diklasifikasikan kedalam tiga kelompok. Pertama, dari jajaran pemerintah daerah, organisasi masyarakat dan pengurus-pengurus masjid. Dan kedua, masyarakat desa Cangkring kabupaten Lamongan. Untuk menganalisis data yang didapatkan digunakan teknik dengan beberapa tahap yaitu reduksi data, penyajian data, verifikasi dan penyimpulan data. 3. Hasil dan Pembahasan Pengabdian disini mengambil dua peran yakni yang pertama menjembatani komunikasi antara orang tua dan kedua para pengkaderan. Komunikasi ini dibangun melalui strategi parenting. Dimana dalam kegiatan tersebut peran pengabdian sebagai pembicara. Harapannya, orang tua dan para pengkaderan bisa sama-sama belajar bagaimana agar mereka dapat mendidik anak-anak dan para remaja(2020) 1Nur Zaini sesuai dengan nilai nilai keislaman serta orang tua memantau perkembangan anak saat dirumah, sedangkan pengkaderan memantau perkembangan anak-anak dan para remaja di lingkungan luar rumah. Program ini kami bentuk dengan kegiatan pendekatan terhadap anak, karena dengan pendekatan ini anak-anak bisa sedikit demi sedikit bisa terbiasa melaksanakanya. Hasil yang dicapai adalah sebagai berikut: 1. Dengan diadakannya Ngopi Kader Jum’at yang telah berlangsung dapat memotivasi anak-anak dalam melaksanakan kewajiban salat jum’at. 2. Anak-anak TPQ di desa cangkring khususnya, semangat dalam mengaji. Gambar 1. Kegiatan anak-anak saat mengaji 3. Anak-anak dibekali dengan belajar mengumandankan adzan, agar mengetahui saat waktunya ibadah dan saat waktunya bermain. Gambar 2. Saat anak-anak belajar adzan Tumbuhnya semangat anak-anak TPQ dalam shalat dan mengaji dapat meningkatkan ilmu keagamaan anak-anak, karena ilmu agama ini sangat penting untuk bekal meraka dalam hidup meraka. Dampak perubahan yang terjadi dari memupuk semangat motivasi anak-anak dalam kegiatan keagamaan adalah : 1. Anak-anak TPQ Desa Cangkring lebih semangat dalam melaksanakan shalat Jum’at setelah diadakanya Ngopi Kader Jum’at yang kami adakan setiap sebelum jum’at. 2. Tumbuhnya semangat anak-anak TPQ dalam mengaji, dengan mengubah metode pembelajaran yang mudah diterima oleh anakanak. Adapun tanggapan dari masyarakat dari sikap tokoh masyarakat dan masyarakat secara umum yang sangat mendukung program pengabdian ini yaitu sebagai berikut: 1. Bapak Mualimin selaku Ustadz di Desa Cangkring Pengabdian ini sangat membantu memotivasi anak-anak TPQ dalam kegiatan mengaji terkhusun dalam shalat jum’at, karena shalat jum’at disini hanya berkisar 15 jamaah. Akan tetapi semenjak adanya pengabdian ini jamaah shalat jum’at meningkat menjadi 25 jamaah. 2. Saudara Udin selaku guru (penggerak) di TPQ Desa Cangkring Pendampingan ini sangat membantu dalam memperbaiki pembelajaran di TPQ. Sehingga anak-anak menjadi semangat mengaji. 3. Masyarakat Secara Umum Masyarakat Desa Cangkring adalah masyarakat yang sangat ramah dan mempunyai rasa kekeluargaan yang sangat erat, pengabdian ini mendapatkan sambutan yang baik. Menurut mereka pendampingan ini memiliki perubahan bagi mereka. 4. Penutup Kegiatan pengabdian masyarakat di Desa Cangkring Kecamatan Bluluk Kabupaten Lamongan berjalan dengan baik. Hasil dari pengabdian ini, mendapatkan sambutan yang baik dari masyarakat. Karena dengan adanya pendampingan ini anak-anak memahmi tentang manajemen waktu. Waku untuk bermain dan waktu untuk menjalankan ibadah. Sehingga TPQ di desa Cangkring ini aktif kembali setelah beberapa dekade ini telah fakum, akibat dari ketidak minatan anak-anak dalam belajar mengaji. Selain itu musholah dan masjid yang ada di desa Cangkring kini mulai ramai dikunjungi karena anakanak dan para remaja kini menyadari bahwa pentingnya menjalankan ibadah sholat lima waktu maupun menjalankan ibadah sholat jumat setiap minggunya. Daftar Pustaka Suparman, Deden. (2015). Pembelajaran Ibadah Shalat Dalam Perpektif Psikis Dan Medis. Vol IX (2). Hal 48-70. Sukiyanto, S & Maulidah, T. (2019). Metodologi Penelitian Pendidikan. Lamongan: CV. Pustaka Ilalang Group.(2020) 1Nur Zaini Surasman, Otong. (2002). Metode Insani: Kunci Praktis Membaca Al-Qur’an Baik. Jakarta: Gema Insani. Asih, A. I., Azhar, H., Khoirul A., (2019). Komparasi Minat Mengaji Antara Anak Tlogoagung Kedungadem Bojonegoro Dengan Lawang Malang. VICRATINA: Jurnal Pendidikan Islam. Volume 4 (3). Hal 104-109. Rozana, dkk. (2017). Smart Parenting Demokratis Dalam Membangun Karakter Anak. AlAthfal Jurnal Pendidikan Anak. Vol 4(1). Hal 1-16. .........., 2002. Al-Qur’an Al-Karim dan Terjemahannya. Departeman Agama RI, Semarang: PT. Toha Putra.(2020) 1Nur Zaini

PENDAMPINGAN KEGIATAN SHALAT DAN MENGAJI DENGAN MENGGUNAKAN STRATEGI PARENTING DI TPQ DESA CANGKRING KECAMATAN BLULUK KABUPATEN LAMONGAN